20 November 2011

TENTANG PERT

PERT (Program Evalution Review Technique ) adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukanpenjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang adadidalam suatu proyek.
Manfaat dari PERT adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui ketergantungan dan keterhubungan tiap pekerjaan dalam suatu proyek.
2. Mengetahui implikasi dan waktu jika terjadi keterlambatan suatu pekerjaan.
3. Mengetahui kemungkinan untuk mencari jalur alternatif lain yang lebih baik untuk kelancaran proyek.
4. Mengetahui kemungkinan percepatan dari salah satu atau beberapa jalur kegiatan.
5. Mengetahui batas waktu penyelesaian proyek.
Dan ada juga dalam proses perencanaan PERT meliputi langkah-langkah berikut :
1. Mengidentifikasi kegiatan (activities) dan tonggak proyek (milestones) yang spesifik
2. Menentukan urutan yang tepat dari kegiatan-kegiatan,Menyusun model diagram jaringan
3. Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan,Menentukan tahapan dan jalur kritis
4. Melakukan pemantauan dan evaluasi serta koreksi pada diagram PERT selama proyek berlangsung

23 September 2011

MANAJEMEN PROYEK & RESIKO

PENGERTIAN MANAJEMEN

Istilah manajemen, di dalam bahasa Indonesia saat ini belum ada keseragaman.
Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen
adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung 3 pengertian yaitu:

pengertian yang 1 : yaitu manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang
diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut pengertian yang pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi.


pengertian yang 2 : yaitu manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas
manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen.


pengertian yang 3 : yaitu manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai
inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya.


Menurut pengertian manajemen ada beberapa orang :

1. Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional
2. Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain.

Sumber: http://scribd.com/doc/4994224/pengertian-manajemen

PENGERTIAN PROYEK

Pengertian proyek secara umum
adalah kegiatan yang melibatkan berbagai sumber daya yang terhimpun dalam suatu organisasi yang tertentu dalam waktu tertentu untuk melakukan kegiatan yang telah tetapkan sebelumnya atau untuk mencapai sasaran tertentu.

Proyek yang di lakukan atau d kerjakan :
1. membangun fasilitas baru (new),adalah membangun fasilitas yang benar-benar baru
2. membangun fasilitas yg ada,adalah membangun fasilitas yang ada tapi kita meneruskan fasiltas itu atau mengembangkan fasilitas itu

PENGERTIAN RESIKO

Kata risiko banyak dipergunakan dalam berbagai pengertian dan sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Seseorang menyatakan bahwa ada risiko yang harus ditanggung jika mengerjakan pekerjaan tertentu. Memahami konsep risiko secara luas, akan merupakan dasar yang esensial untuk memahami konsep dan teknik manajemen risiko. Oleh karena itu dengan mempelajari berbagai definisi yang dikemukakan dalam berbagai literatur diharapkan pemahaman tentang konsep risiko semakin jelas

contoh-contoh resiko :
1.pembangkrutan atau keuangan menurun
2.fasiltasnya pembangunannya tidak lengkap
dll

S
mberu: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2052555-konsep-pengendalian-resiko-pengertian-resiko/#ixzz1YnVxGPSf



11 April 2011

MANUSIA DAN KEADILAN


KASUS TIDAK KONSISTENYA PENEGAK HUKUM DI INDONESIA


Kasus ini tentang Gayus Tambunan

Ada yang menarik dalam persidangan kasus Gayus Tambunan, di luar tuntutan jaksa yang luar biasa yaitu 20 tahun penjara untuk sang terdakwa. Gayus mengatakan bahwa dia tidak terlalu kaget dengan tuntutan itu, karena sekarang dirinya tidak mengurusi para jaksa. Berbeda dengan sidang pertamanya di Tangerang dulu, ketika dia hanya dituntut satu tahun percobaan, karena jaksa "ada yang mengurusi."

Sungguh sindiran yang mengena terhadap kebobrokan sistem hukum kita. Dan cukup menyedihkan bahwa untuk mengetahui fakta yang sudah menjadi rahasia umum tersebut, kita mendengarnya dari mulut orang yang dianggap sebagai salah satu penjahat terbesar sekarang ini. Bukan hal yang menyenangkan tentu saja, tetapi apa boleh buat. Para penegak hukum, ahli hukum dan anggota parlemen yang seharusnya mendidik rakyat agar taat hukum justru berkontribusi pada sistem yang rapuh itu, dan dari mereka kita tidak pernah menerima jawaban jujur tentang apa yang sebenarnya terjadi."

Jawaban standar dari para punggawa hukum adalah kita bertindak sesuai hukum dan aturan yang ada, karena Indonesia adalah negara hukum. Tetapi fakta yang banyak kita dengar, tindakan hukum bergantung pada berapa bayarannya. Atau seperti kata Gayus, diurus atau tidaknya para aparat hukum. Inilah salah satu penyebab terbesar dari rapuhnya sistem hukum kita, dengan akibat nyata yaitu inkonsistensi tuntutan jaksa atau putusan hakim. Hukum yang terbeli pasti bersifat diskriminatif dan tidak adil, padahal hukum diciptakan untuk memberantas diskriminasi dan menegakkan keadilan. Semua orang sama di muka hukum.

Jaksa yang menuntut Gayus dalam sidang pertama di Tangerang dan yang kedua di Jakarta memang berbeda orangnya, tetapi mereka mewakili insititusi, atau bahkan bisa disebut sebagai pengacara negara. Tetapi dalam kasus yang sama melawan orang yang sama, yaitu Gayus, negara menuntut dua kaliyang pertama satu tahun percobaan, yang kedua 20 tahun penjara. Sistem hukum macam apa ini?

Kekacauan sistem ini terjadi pasti karena ulah operatornya. Kalau sistemnya benar dan berjalan baik, tuntutan 20 tahun itu mungkin sudah disampaikan di sidang pertama, dan tidak perlu ada sidang kedua. Sekarang, Gayus bahkan bisa disidang sampai empat kali. Dia bisa disidang kembali karena menerima suap, dan yang ke empat karena meninggalkan selnya untuk jalan-jalan ke Bali.

Empat kali sidang untuk seorang Gayus! Padahal sistem hukum kita mendorong penanganan perkara yang berbiaya murah, efektif dan efisien. Semua orang melihat Gayus sebagai penjahat besarnya, dan melupakan para aparat yang bermain di belakang kasusnya dan justru merusak tatanan hukum yang mestinya mereka jaga. Dan kalau kita perhatikan, para penegak hukum yang diperkarakan bersama Gayus hanya mereka yang berpangkat rendah, kecuali yang membebaskan Gayus dulu. Anehnya lagi, belum satu pun jaksa yang dituduh menerima suap dari Gayus, padahal cukup jelas petunjuknya tuntutan yang cuma satu tahun percobaan dan pengakuan Gayus bahwa dia membayar jaksa sekitar Rp5 miliar lewat pengacaranya.

Dari kasus Gayus saja kita bisa berkaca betapa tidak konsistennya hukum di Indonesia, padahal kemungkinan besar masih banyak Gayus-Gayus lain yang sedang berperkara hukum. Yang menjadi masalah terbesar kita, kasus Gayus menjadi skandal karena akhirnya ketahuan, jadi kalau tidak ketahuan dia masih bebas dari dakwaan.

Selama mental dan integritas aparat tidak diperbaiki, sistem hukum yang kacau injakan ialan terus, terutama jika penyimpangan yang mereka lakukan tidak terendus oleh publik.

Reformasi bidang hukum memang harga mati dan harus segera dijalankan.

MANUSIA DAN PENDERITAA


JENIS-JENIS FOBIA DAN PENJELASAN

  • Acerbophobia: Ketakutan pada asam.
  • Acousticophobia: Ketakutan pada suara.
  • Acrophobia / Hypsophobia: Ketakutan pada tempat yang tinggi.
  • Aerophobia / Anemophobia: Ketakutan serta panik apabila kulit mereka terkena aliran udara.
  • Agoraphobia / Kenophobia: Ketakutan pada ruang yang kosong atau terbuka.
  • Agyophobia: Ketakutan akan jalan yang ramai dan cenderung takut untuk menyeberang.
  • Allodoxaphobia: Takut pada pendapat.
  • Amatophobia: Ketakutan pada debu.
  • Amaxophobia: Ketakutan berkendaraan.
  • Amychophobia: Ketakutan apabila dirinya disiksa atau mengalami luka / kecelakaan.
  • Androphobia: Androphobia dijumpai pada wanita, yaitu ketakutan pada laki-laki.
  • Anemophobia: Takut pada pergerakan udara atau angin.
  • Anthophobia: Ketakutan terhadap bunga.
  • Anthrophobia / Sociophobia: Ketakutan pada masyarakat atau orang secara umum.
  • Antlophobia: Ketakutan pada sungai, banjir atau air yang mengalir.
  • Apeirophobia: Ketakutan pada hal-hal yang tak terbatas, misalnya: sumur, langit, laut, dll.
  • Apiphobia / Melissophobia: Ketakutan pada binatang yang menyengat.
  • Arachnephobia: Ketakutan pada laba-laba.
  • Asthenophobia: Ketakutan menjadi lemah.
  • Astrophobia: Ketakutan pada langit dan angkasa.
  • Ataxophobia: Takut pada kekacauan atau ketidakrapian.
  • Atephobia: Takut tinggal di pegunungan atau dirumah bertingkat karena dibayangi oleh ketakutan akan reruntuhan.
  • Auroraphobia: Ketakutan pada aurora atau cahaya utara, yaitu suatu fenomena alam yang hanya tampak di daerah belahan utara bumi.
  • Automanophobia: Takut pada suara perut, makhluk animasi, patung lilin, segala sesuatu yang secara salah merepresentasikan makhluk yang memiliki persepsi.
  • Autophobia: Ketakutan pada diri sendiri.
  • Bacilliophobia / Microphobia: Ketakutan akan baksil atau kuman.
  • Ballistophobia: Ketakutan terhadap proyektil, misalnya peluru kendali, roket, mortir atau meriam.
  • Basophobia / Stasiphobia: Ketakutan untuk berdiri tegak atau ketakutan untuk berjalan.
  • Bathophobia: Ketakutan akan kedalaman atau obyek yang lebih tinggi, misalnya gedung pencakar langit atau tebing yang curam.
  • Belonephobia / Aichmophobia: Ketakutan pada benda-benda yang tajam.
  • Bibliophobia: Ketakutan bila melihat buku.
  • Botophobia: Ketakutan pada ruang atau kamar dibawah tanah.
  • Bromhidrophobia: Ketakutan bila dirinya mengeluarkan bau badan atau takut kepada bau badan orang lain.
  • Brontophobia: Ketakutan akan suara halilintar.
  • Bufonophobia: Takut pada katak.
  • Cancerphobia: Ketakutan akan akan penyakit kanker.
  • Cheimaphobia / Psycrophobia: Ketakutan bila kedinginan.
  • Chermatophobia: Ketakutan terhadap uang.
  • Chromatophobia: Ketakutan akan warna-warna tertentu, misalnya ketakutan akan warna merah (erythrophobia). Phobia terhadap warna hitam lebih sering dihubungkan dengan phobia terhadap kegelapan (noctiphobia).
  • Chronophobia: Ketakutan pada suara jam berdentang.
  • Cibophobia: Takut makan karena takut menjadi sakit akibat kuman yang ada dalam makanan.
  • Claustrophobia: Ketakutan berada dalam ruangan sempit.
  • Cleithrophobia: Ketakutan apabila terkunci didalam suatu ruangan.
  • Clinicophobia: Ketakutan untuk ke dokter atau berobat.
  • Cremnophobia: Ketakutan berada di tebing yang curam.
  • Coitophobia: Ketakutan untuk melakukan persetubuhan dengan lawan jenis.
  • Coprophobia / Mysophobia / Tocophobia: Takut terhadap kotoran.
  • Crystallophobia / Hyalophobia: Ketakutan terhadap benda-benda yang terbuat dari gelas.
  • Cynophobia: Ketakutan terhadap anjing.
  • Demonophobia / Ghostphobia: Ketakutan akan setan-setan.
  • Diabetophobia: Takut terhadap penyakit diabetes / kencing manis.
  • Domatophobia / Oikophobia: Ketakutan yang terjadi bila berada didalam rumah.
  • Doraphobia: Ketakutan yang terjadi bila menjamah bulu binatang.
  • Dromophobia: Ketakutan untuk mengembara.
  • Dysmorphophobia / Teratophobia: Takut pada orang cacat.
  • Electrophobia: Ketakutan terhadap listrik.
  • Electrophobia: Ketakutan terhadap listrik.
  • Entomophobia / Melissophobia: Ketakutan pada serangga.
  • Ereutophobia: Ketakutan akan rasa malu.
  • Ergophobia: Takut bekerja.
  • Erotophobia: Takut akan cinta sexuil.
  • Eurotophobia: Takut pada alat kelamin wanita.
  • Galeophobia / Ailurophobia / Gatophobia: Takut akan kucing.
  • Gamaphobia: Takut akan perkawinan.
  • Genophobia: Takut sakit demam panas.
  • Gephyrophobia / Gephydrophobia / Gephysrophobia: Takut menyeberang jembatan.
  • Gerontophobia: Ketakutan terhadap usia tua.
  • Graphophobia: Ketakutan bila melihat tulisan.
  • Gynaephobia: Perasaan takut kepada wanita.
  • Hadephobia: Takut akan neraka.
  • Hamartophobia: Takut akan dosa dan kesalahan.
  • Hapephobia: Ketakutan terhadap sentuhan fisik.
  • Hellenologophobia: Takut pada istilah atau terminologi ilmiah rumit dari bahasa Yunani.
  • Hierophobia: Ketakutan akan barang-barang suci.
  • Hematophobia: Ketakutan melihat darah.
  • Heliophobia: Ketakutan bila melihat atau terkena sinar matahari.
  • Hodophobia: Takut bepergian.
  • Homichlophobia: Ketakutan pada kabut.
  • Homophobia: Ketakutan pada orang-orang homo seks.
  • Hormephobia: Takut pada suatu kejutan.
  • Hydrophobia / Iyssophobia: Takut pada air.
  • Hygrophobia: Ketakutan pada tempat yang lembab.
  • Hylophobia: Ketakutan terhadap hutan.
  • Hypengyophobia: Ketakutan terhadap tanggung jawab.
  • Hypnophobia: Ketakutan untuk tidur.
  • Ichtyophobia: Ketakutan terhadap ikan.
  • Ideophobia: Ketakutan akan ide-ide.
  • Iophobia: Ketakutan bila melihat racun.
  • Kakorhaphiophobia: Takut akan kegagalan.
  • Kathisophobia: Takut duduk.
  • Kinesophobia: Takut melihat gerakan-gerakan.
  • Kleptophobia / Harpaxophobia: Takut pada pencuri atau perampok.
  • Linonophobia: Takut akan benang, tali atau senar.
  • Lygophobia: Takut berada di tempat gelap.
  • Lyssophobia: Takut bila menjadi gila.
  • Mastigophobia: Takut pada hukuman.
  • Merinthophobia: Ketakutan bila diikat.
  • Metallophobia: Ketakutan terhadap benda-benda logam.
  • Misophobia: Takut terkena kotoran atau kuman.
  • Monophobia: Takut bila ditinggal seorang diri.
  • Myctophobia: Takut akan apa-apa yang gelap.
  • Mythophobia: Takut untuk tertipu.
  • Necrophobia: Takut terhadap orang mati atau mayat.
  • Neophobia / Kainophobia: Takut pada segala sesuatu yang baru.
  • Nyctophobia: Takut gelap atau malam.
  • Obesitophobia: Ketakutan untuk menjadi gemuk.
  • Octophobia: Takut pada angka 8.
  • Odontophobia: Takut pada gigi binatang.
  • Ombrophobia: Takut pada hujan.
  • Onemophobia / Phronemophobia: Takut untuk berpikir.
  • Onomatophobia: Takut mendengar suatu nama tertentu.
  • Ophidiophobia: Takut akan ular atau binatang melata.
  • Ophthalmophobia / Scopophobia: Takut dilihat oleh orang lain.
  • Oneirophobia: Takut pada mimpi.
  • Ornithophobia: Takut pada burung.
  • Papyrophobia: Takut pada kertas.
  • Paraphobia: Takut pada penyimpangan seksual.
  • Pathophobia / Nosophobia: Takut akan penyakit.
  • Peccatiphobia: Takut berbuat dosa.
  • Pedagogiephobia: Takut pada suatu pendidikan.
  • Pediculophobia: Takut pada binatang kutu.
  • Pedophobia: Takut berjumpa dengan anak-anak.
  • Pengophobia: Takut pada siang hari.
  • Pharmacophobia / Hydrargyrophobia: Takut terhadap berbagai macam obat-obatan.
  • Photophobia: Takut akan sinar atau cahaya.
  • Phobophobia: Takut pada phobia.
  • Phonophobia: Takut pada bunyi atau suara (termasuk suaranya sendiri).
  • Pnygophobia: Ketakutan akan bayangan kematian tidak dapat bernapas atau tercekik.
  • Pyrexeophobia / Febriphobia: Takut pada panas.
  • Pyrophobia: Takut terhadap api.
  • Rhabdophobia: Takut dipukul.
  • Rodentiophobia: Takut terhadap tikus.
  • Scatophobia: Takut pada kotoran atau tinja.
  • Scelerophobia: Takut pada orang-orang jahat / perampok.
  • Selaphobia: Takut pada kilat.
  • Siderodromophobia: Takut pada kereta api, rel atau perjalanan dengan menggunakan kereta api.
  • Social Phobia: Takut dinilai secara negatif dalam situasi-situasi sosial.
  • Sociophobia / Ochlophobia / Polyphobia: Ketakutan akan sekumpulan orang.
  • Surgerophobia: Ketakutan untuk menjalani suatu operasi.
  • Taphephobia: Ketakutan apabila dikubur hidup-hidup.
  • Telephonophobia: Takut pada telepon.
  • Teratophobia: Ketakutan akan melahirkan anak cacat atau anak yang menyerupai monster.
  • Thalassophobia: Ketakutan terhadap lautan.
  • Thanatophobia / Thantophobia: Takut pada kematian.
  • Theophobia: Ketakutan terhadap Tuhan.
  • Tocophobia / Maieusiophobia: Takut bila melihat kelahiran bayi.
  • Toxicophobia: Takut akan diracun.
  • Trichophobia: Ketakutan pada rambut atau bulu.
  • Triskaidekaphobia: Ketakutan pada bilangan 13.
  • Ufophobia: Ketakutan akan munculnya makhluk angkasa luar.
  • Vaccinophobia: Takut di suntik.
  • Verminophobia: Takut pada kuman.
  • Vermiphobia / Helminthophobia: Takut pada cacing.
  • Xenophobia: Ketakutan pada orang asing atau orang dari negara asing.
  • Zoophobia: Takut pada binatang.
  • dll

Walaupun ada ratusan macam phobia tetapi pada dasarnya phobia-phobia tersebut merupakan bagian dari 3 jenis phobia, yang menurut buku DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder IV) ketiga jenis phobia itu adalah:

  1. Specific phobia
  2. Social phobia
  3. Agoraphobia - takut kepada tempat terbuka (Claustrophobia - takut kepada tempat tertutup, masuk ke dalam specific phobia)

Ada beberapa teknik Untuk penyembuhan phobia:

  1. Hypnotheraphy: Penderita phobia diberi sugesti-sugesti untuk menghilangkan phobia.
  2. Flooding: Exposure Treatment yang ekstrim. Si penderita phobia yang ngeri kepada anjing (cynophobia), dimasukkan ke dalam ruangan dengan beberapa ekor anjing jinak, sampai ia tidak ketakutan lagi.
  3. Abreaksi: Si penderita phobia disuruh membayangkan stimulus yang ditakuti kemudian disuruh membayangkan reaksinya jika stimulusnya ada. Setelah itu dimotivasi untuk menghadapi stimulus yang ditakuti tersebut pada saat ini / sekarang.
  4. Desentisisasi Sistematis: Si penderita phobia disuruh rileks sampai serileks-rileksnya dan memejamkan mata. Terapis menghadirkan stimulus takut / cemas dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi secara bertahap dan pelan-pelan. Dalam menghadirkan stimulus dapat secara imajiner ataupun secara langsung.
  5. Reframing: Penderita phobia disuruh membayangkan kembali menuju masa lampau dimana permulaannya si penderita mengalami phobia, ditempat itu dibentuk suatu manusia baru yang tidak takut lagi pada phobia-nya.

3 April 2011

LAGU BERTEMANAKAN CINTA KEPADA TUHAN,ORANG TUA DAN CINTA ANTARA PRIA & WANITA

CINTA KEPADA TUHAN:

WALI

Sholatullah salamullah, ‘ala Thoha Rasulillah
Sholatullah salamullah, ‘ala Yasin Habibillah
Tawasalna bibismillah, wa bilhadi Rasulillah,
Wa kulli mujahidin lillah, bi ahli badri, ya Allah

Daripada kita pacaran
Lebih baik kita sholawatan
Daripada kita berduaan
Nanti bakal di hasut setan

Awas jangan dekat-dekatan
Kita ‘kan belum ada ikatan
Daripada dekat-dekatan
Mending kita sholawatan

Sholatullah salamullah, ‘ala Thoha Rasulillah
Sholatullah salamullah, ‘ala Yasin Habibillah
Tawasalna bibismillah, wa bilhadi Rasulillah,
Wa kulli mujahidin lillah, bi ahli badri, ya Allah

Bukan aku tak suka padamu
Bukan aku tak mau denganmu
Tapi aku mau liat dulu
Setebal apa imanmu

Sudahlah engkau lupakan
Anggap saja kita ta’arufan
Sudahlah jangan kau pikirkan
Mending kita sholawatan

Sholatullah salamullah, ‘ala Thoha Rasulillah
Sholatullah salamullah, ‘ala Yasin Habibillah
Tawasalna bibismillah, wa bilhadi Rasulillah,
Wa kulli mujahidin lillah, bi ahli badri, ya Allah


Maknanya menceritakan tentang manusia yang mengakui bahwa hanya allah yang maha besar.



CINTA TERHADAP ORANG TUA

IWAN F

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh

Lewati rintang untuk aku anakmu

Ibuku sayang masih terus berjalan

Walau tapak kaki, penuh darah… penuh nanah

Seperti udara… kasih yang engkau berikan

Tak mampu ku membalas…ibu…ibu

Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu

Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu

Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku

Dengan apa membalas…ibu…ibu….


Maknanya menceritakkan tentang seorang anak yang ingin balas budinya kepada ibunya karena telah menyanginya dan merawatnya sejak kecil


LAGU CINTA TERHADAP PRIA & WANITA

MELLY G


Satu masa tlah terlewati
Benci dan rindu merasuk di kalbu
Ada apa dengan cintaku
Sulit untuk aku ungkap semua

Jangan pernah bibir tertutup
Bicarakan smua yang kau rasakan
Cinta itu kita yang rasa
Bila sengsara hati kan merana

Wahai pujangga cinta
biar membelai indah
Teladani kalbuku
Jujurlah pada hatimu
Ada apa dengan cinta
Perbedaan aku dan engkau
Biar menjadi bait dalam puisi cinta terindah

Andai bumi terbelah dua
Biar kita tetap saling berpeluk


Maknanya menceritan seorang pria dan wanita saling mencintai

JENIS LUKISAN

JENIS-JENIS ALIRAN LUKISAN:


1.NATURALISME

Naturalisme (seni rupa) di dalam seni rupa adalah usaha menampilkan objek realistis dengan penekanan seting alam. Hal ini merupakan pendalaman labih lanjut dari gerakan realisme pada abad19 sebagai reaksi atas kemapanan romantisme . Salah satu perupa naturalisme di Amerika adalah William Bliss Baker , yang lukisan pemandangannya dianggap lukisan realis terbaik dari gerakan ini. Salahs atu bagian penting dari gerakan naturalis adalah pandangan Darwinisme mengenai hidup dan kerusakan yang telah ditimbulkan manusia terhadap alam.

karya : basuki abullah



2.EKSPRESSIONIESME

Ekspressionisme adalah kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional . Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya lukisan , sastra , film , arsitetur , dan musik . Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia.

karya :Matthias Grünewald dan El Greco





3.KUBISME

Kubisme dalah aliran yang cenderung melakuka n usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bent uk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu
Karya : Pablo Picasso

22 Februari 2011

Bahaya Pergaulan Bebas


Semakin tingginya frekuensi arus globalisasi di era industrialisasi yang sudah mengglobal serta arus modernisasi dan sekularisasi sangat berpengaruh besar terhadap pergaulan bebas dengan lain jenis (kumpul kebo), baik di perkotaan maupun di pedesaan.

Kondisi semacam ini juga sangat mempengaruhi terhadap ideologi masyarakat, sehingga ada sebagian mereka beranggapan, kalau tidak bergaul dengan selain jenis maka di nilai ketinggalan zaman. Inilah salah satu dampak arus globalisasi. Oleh karena itu, dalam kondisi semacam ini manusia di tuntut untuk lebih berhati-hati dalam bertindak.

Kalau kita lacak secara fenominal bahwa pergaulan di masa sekarang- di berbgai tempat-khususnya di perkotaan- seakan-akan sudah menjadi bagian kultur yang di akui keberadaannya dan tidak bisa di hindari lagi, bahkan di anggap hal yang biasa-bisa oleh kalangan remaja.

Padahal kalau di lihat di lapangan, pergaulan ini sangat meresahkan masyarakat, bahkan kalau kalangan remaja terus di biasakan hal semacam ini tanpa ada kesadaran dan pendidikan yang berorientasikan pada moral maka bagaimana dengan bangsa yang akan datang.

Sangat tragis, ternyata pergaulan bebas itu tidak hanya sebatas bergaul melainkan terkadang mendorong untuk melakukan hal yang lebih tidak di sukai oleh agama, seperti, bercumbu rayu, berciuman dan bahkan terjebak dalam perzinahan. Oleh karena itu, tanpa ada sekat-sekat pembatasan antara wanita dan laki-laki yang bukan muhrim maka dampak dan bahayanya seperti itu.

Kalau dalam ajaran islam, pergaulan bebas itu tidak di perbolehkan, bahkan melihat wanita yang bukan muhrim tanpa ada maksud-maksud yang di perbolehkan jug tidak boleh. Semisal saling melihat dan lainnya. Karena hal itu merupakan awal untuk melangkah pada garis selanjutnya seperti janjian dsb. Islam membolehkan bergaul dengan wanita yang bukan muhrimnya apabila ada alasan yang tepat menurut syariat, seperti ingin mengawini, karena sebelumnya di anjurkan melihat si wanita itu, cocok tidaknya.

Di masa sekarang, di Barat, hususnya di Eropa, pergaulan bebas sangatlah dominan bahkan homo dan lesbian sudah menjadi bagian kultur mereka. Ini tidak asing lagi di mata mereka, tapi ini sangat meresahkan masyarakat di sana sebab kasus aborsi di sana makin hari makin meningkat. Ini adalah gambaran dari pengaruh dan bahaya pergaulan bebas.

Secara mendasar ternyata hal semacam ini karena kebebasan di artikan bebas secara mutlak tanpa ada butir-butir aturan yang menjaga jarak antara mereka. Di sadari atau tidak kita harus menjaga jarak dalam pergaulan terutama pergaulan dengan lain jenis

Tips Temukan Cinta Sejati

Menemukan cinta sejati tidak semudah membalik telapak tangan, perlu pemikiran dan kondisi yang ideal untuk menentukan bahwa seseorang adalah cinta sejati Anda. Namun ada tips yang dapat membantu menemukan cinta sejati. Ini dia!

1. Jangan mencarinya. Cinta tidak datang pada seseorang yang mencarinya. Jika memang Anda baru saja mengakhiri suatu hubungan, fokuslah pada diri dan kehidupan pribadi terlebih dahulu. Tidak perlu terburu-buru mencari cinta yang baru, dan nikmati kesendirian Anda.

2. Beri waktu untuk diri sendiri. Temukan aura positif Anda. Jika perasaan puas terhadap diri muncul, maka secara otomatis aura positif itu akan terpancar. Dan orang di sekitar pun akan melihatnya. Itulah daya tarik bagi diri Anda.

3. Jika sudah siap untuk membuka lembaran baru bagi hubungan, maka mulailah memilih karakter pasangan seperti apa yang diidamkan. Tak hanya dari segi fisik namun juga mental dan kepribadian.

4. Bergaul dan hang out. Hal itu akan membuka kesempatan bagi Anda untuk bertemu orang baru. Siapa tahu salah satu di antara mereka adalah cinta sejati Anda.

5. Berani ambil risiko. Jika suatu hari Anda bertemu dengan seseorang yang sesuai dengan kriteria cinta sejati, jangan ragu untuk mengambil langkah. Mulailah perkenalan dan menjalin hubungan. Karena kesempatan tak datang dua kali.

6. Yang paling penting, cintai diri Anda terlebih dahulu. Hiduplah dengan bahagia dan jangan pernah melepaskan harapan. Yakinlah, setiap orang diciptakan berpasangan. Masalahnya hanyalah mendapatkan orang yang tepat, di waktu yang tepat.

17 Februari 2011

MEMPERTAHANKAN BUDAYA INDONESIA,DENGAN CARA ?


1. Menjaga dan memelihara budaya kita

2. Menghargai budaya negara kita

3. Mempraktekkanya dalam kehidupan sehari – hari

4. tidak mudah terpengaruh oleh budaya lain

5. Tidak melupakan budaya negara kita

6. Dalam mengadakan kegiatan hiburan,masukan unsur

kebudayaan,contoh:acara resmi kita gunakan

batik,saat pesta pernikahan memakai adat,

an menunjukan tarian-tarian adat

BERDASARKAN TIPOLOGI MANUSIA CLAUDIUS GALLENUS



SANGUNITAS (orang yang mempunyai banyak darah /

sungai dalam tubuh)

Perasaan dasar : Riang,Optimis mudah menyusaikan

diri,perasaan tidak stalal,kurang

konsekuen,reaksinya tidak di

pikir dalam-dalam.


MELANKHOLIKUS (memiliki banyak empudu

hitam/melanchole)

Perasaan dasar : Sedih,ketakutan,hati-hati dalam

tindakan,konsekuen,stabil jiwanya


KHOLERIKUS (dalam tubuhnya terdapat banyak empudu

kuning-kuning kholeri)

Perasaan dasar : kurang puas,gelisah,emosional,

expolosi,perasaanya,hebat & kuat

kesukaran dia atasi dengan energi

yang berlebihan


FLEGMATIKUS (di dalam tubuhnya banyak lendir/flegma)

Perasaan dasar : tenang,netral,tidak mudah emosional,tidak

mudah terharu,pasif menjemukan &

bersifat konservatif

22 Januari 2011

KEHIDUPAN KOTA & DESA

A. Pengertian Kota (Kehidupan Kota)

Seperti halnya desa, kota juga mempunyai pengertian yang bermacam-macam seperti pendapat beberapa ahli berikut ini.

I). Wirth
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.

II). Max Weber
Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.

III). Dwigth Sanderson
Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
Dari beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.

Menurut konsep Sosiologik sebagian Jakarta dapat disebut Kota, karena memang gaya hidupnya yang cenderung bersifat individualistik. Marilah sekarang kita meminjam lagi teori Talcott Parsons mengenai tipe masyarakat kota yang diantaranya mempunyai ciri-ciri :

A). Netral Afektif
Masyarakat Kota memperlihatkan sifat yang lebih mementingkat Rasionalitas dan sifat rasional ini erat hubungannya dengan konsep Gesellschaft atau Association. Mereka tidak mau mencampuradukan hal-hal yang bersifat emosional atau yang menyangkut perasaan pada umumnya dengan hal-hal yang bersifat rasional, itulah sebabnya tipe masyarakat itu disebut netral dalam perasaannya.

B). Orientasi Diri
Manusia dengan kekuatannya sendiri harus dapat mempertahankan dirinya sendiri, pada umumnya dikota tetangga itu bukan orang yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan kita oleh karena itu setiap orang dikota terbiasa hidup tanpa menggantungkan diri pada orang lain, mereka cenderung untuk individualistik.

C). Universalisme

Berhubungan dengan semua hal yang berlaku umum, oleh karena itu pemikiran rasional merupakan dasar yang sangat penting untuk Universalisme.

D). Prestasi

Mutu atau prestasi seseorang akan dapat menyebabkan orang itu diterima berdasarkan kepandaian atau keahlian yang dimilikinya.

E). Heterogenitas

Masyarakat kota lebih memperlihatkan sifat Heterogen, artinya terdiri dari lebih banyak komponen dalam susunan penduduknya.

B. Ciri-ciri masyarakat Perkotaan

Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :

I). Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.

II). Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada orang lain (Individualisme).

III). Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.

IV). Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.

V). Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.

VI). Perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.



A. Pengertian desa/pedesaan

Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.

Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.

Sedang menurut Paul H. Landis :Desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri ciri sebagai berikut :

A). Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
B). Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
C). Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

Dalam kamus sosiologi kata tradisional dari bahasa Inggris, Tradition artinya Adat istiadat dan kepercayaan yang turun menurun dipelihara, dan ada beberapa pendapat yang ditinjau dari berbagai segi bahwa, pengertian desa itu sendiri mengandung kompleksitas yang saling berkaitan satu sama lain diantara unsur-unsurnya, yang sebenarnya desa masih dianggap sebagai standar dan pemelihara sistem kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong royong, kepribadian dalam berpakaian, adat istiadat , kesenian kehidupan moral susila dan lain-lain yang mempunyai ciri yang jelas.

Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan pengertian desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dari defenisi tersebut, sebetulnya desa merupakan bagian vital bagi keberadaan bangsa Indonesia. Vital karena desa merupakan satuan terkecil dari bangsa ini yang menunjukkan keragaman Indonesia. Selama ini terbukti keragaman tersebut telah menjadi kekuatan penyokong bagi tegak dan eksisnya bangsa. Dengan demikian penguatan desa menjadi hal yang tak bisa ditawar dan tak bisa dipisahkan dari pembangunan bangsa ini secara menyeluruh.

Memang hampir semua kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan pembangunan desa mengedepankan sederet tujuan mulia, seperti mengentaskan rakyat miskin, mengubah wajah fisik desa, meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat, memberikan layanan social desa, hingga memperdayakan masyarakat dan membuat pemerintahan desa lebih modern. Sayangnya sederet tujuan tersebut mandek diatas kertas.

Karena pada kenyataannya desa sekedar dijadikan obyek pembangunan, yang keuntungannya direguk oleh actor yang melaksanakan pembangunan di desa tersebut : bisa elite kabupaten, provinsi, bahkan pusat. Di desa, pembangunan fisik menjadi indicator keberhasilan pembangunan.

Karena itu, Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang ada sejak tahun 2000 dan secara teoritis memberi kesempatan pada desa untuk menentukan arah pembangunan dengan menggunakan dana PPK, orientasi penggunaan dananyapun lebih untuk pembangunan fisik.

Bahkan, di Sumenep (Madura), karena kuatnya peran kepala desa (disana disebut klebun) dalam mengarahkan dana PPK untuk pembangunan fisik semata, istilah PPK sering dipelesetkan menjadi proyek para klebun.

Menyimak realitas diatas, memang benar bahwa yang selama ini terjadi sesungguhnya adalah “Pembangunan di desa” dan bukan pembangunan untuk, dari dan oleh desa. Desa adalah unsur bagi tegak dan eksisnya sebuah bangsa (nation) bernama Indonesia.

Kalaupun derap pembangunan merupakan sebuah program yang diterapkan sampai kedesa-desa, alangkah baiknya jika menerapkan konsep :”Membangun desa, menumbuhkan kota”. Konsep ini, meski sudah sering dilontarkan oleh banyak kalangan,
tetapi belum dituangkan ke dalam buku yang khusus dan lengkap. Inilah tantangan yang harus segera dijawab.

B. Ciri-ciri Masyarakat desa (karakteristik)

Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut :

A). Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.

B).
Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.

C).
Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme)

D).
Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).

E).
Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.


Perbedaan antara desa dan kota

Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994), per-bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.

Kita dapat membedakan antara masya-rakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan "berlawanan" pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai berikut:

Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan (Soekanto, 1994). Selanjutnya Pudjiwati (1985), menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa itu, adalah pertama-tama, hubungan kekerabatan.

Sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatan masih memegang peranan penting. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan saja .

Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting. Orang akan selalu meminta nasihat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Nimpoeno (1992) menyatakan bahwa di daerah pedesaan kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat pada individu seorang kiyai, ajengan, lurah dan sebagainya.

Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan


Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah :

A). Urbanisasi dan Urbanisme

Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123 ).

B). Sebab-sebab Urbanisasi

1.) Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya (Push factors)

2.) Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota (pull factors)

Hal – hal yang termasuk push factor antara lain :

a). Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
b). Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
c). Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
d). Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e). Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.

Hal – hal yang termasuk pull factor antara lain :

a). Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan

b). Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.

c). Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.

d). Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.

e). Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah ( Soekanti, 1969 : 124-125 ).

Sumber : http://www.gudangmateri.com/2010/04/masyarakat-desa-dan-masyarakat-kota.html